Tingkatkan Keselamatan Gedung, Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Gelar Seminar Wawasan Kebakaran
Jakarta, 5 Agustus 2025—Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta menggelar Seminar Peningkatan Wawasan Keselamatan pada Bangunan Gedung dalam rangka Meningkatkan Kompetensi Petugas Inspektur Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan diselenggarakan secara hibrida, bertempat di Kantor Dinas Gulakarmat DKI Jakarta dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Pemadam Jakarta.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan kewaspadaan para petugas serta pemangku kepantingan mengenai pentingnya penerapan prinsip keselamatan dalam pembangunan gedung. Peraturan perundangan yang sudah ada akan terus diperkuat dengan standar teknis terbaru, termasuk sistem inspeksi rutin serta audit keselamatan gedung. Langkah ini diharapkan dapat memastikan setiap gedung memiliki proteksi memadai terhadap risiko kebakaran sekaligus menjadi upaya preventif dalam menekan angka kebakaran akibat kelalaian maupun ketidaksesuaian struktur dengan standar keselamatan.
Seminar tersebut menghadirkan narasumber dari berbagai pakar dan ahli, yakni Kepala Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta, Dr. Bayu Meghantara, M.Si., Pakar Internasional di Bidang Teknik Struktur dan Keselamatan Kebakaran dari Nihon University, Jepang., Prof. Dr. Ir. Buntara Sthenly Gan, P., dan Ahli Keselamatan Konstruksi dan Pelajar Senior Nasional. Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, S.T., M.T., D.Min., IPU, ASEAN Eng.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta menegaskan bahwa seminar ini digelar untuk menjadi sarana memperluas wawasan semua pihak tentang keselamatan bangunan. “Risiko kebakaran harus diantisipasi sejak tahap perencanaan, bukan hanya ketika gedung sudah beroperasi. Seminar ini juga menjadi momen penting untuk menguatkan pemahaman bahwa keselamatan adalah tanggung jawab lintas sektor. Kami ingin seluruh inspektur kebakaran memiliki kompetensi yang setara dengan tantangan lapangan yang mereka hadapi setiap hari, termasuk menjawab pertanyaan krusial seperti: bagaimana mitigasi gempa dilakukan, bagaimana proses evakuasi yang efektif, dan seperti apa indikator awal gempa dapat dikenali serta diantisipasi,” ujarnya.
Salah satu poin utama yang disampaikan adalah pentingnya pelatihan dan simulasi evakuasi agar penghuni dan pengelola gedung terbiasa menghadapi situasi darurat. Keberhasilan menciptakan bangunan yang aman tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi membutuhkan kolaborasi lintas sektor dari pengembang, pemilik gedung, asosiasi profesi, lembaga riset, hingga masyarakat sebagai pengguna. “Simulasi penanganan kebakaran adalah kunci. Tidak ada artinya sistem canggih jika penghuni gedung tidak tahu bagaimana harus bertindak dalam keadaan darurat,” tutur Prof. Buntara Sthenly. Sementara itu, Prof. Manlian Ronald A. Simanjuntak menambahkan bahwa desain pada setiap bangunan yang dirancang harus berpedoman pada keselamatan. “Keselamatan adalah bagian dari desain. Arsitek harus memastikan setiap rancangan memiliki jalur evakuasi, proteksi kebakaran, dan kenyamanan penghuni,” ungkapnya.
Selain itu, penggunaan teknologi modern seperti sensor deteksi asap, sistem sprinkler otomatis, serta pemantauan listrik dan gas yang terintegrasi. Inovasi ini menekankan pentingnya penelitian dan pengembangan standar keselamatan yang terus diperbarui sesuai perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat. (KK/ZA)