Teknik Penyelamatan di Air: Langkah Penting Hadapi Kedaruratan di Air
Jakarta, 6 Desember 2024—Jakarta sebagai kota yang dilalui banyak aliran sungai wilayah perairan memiliki risiko tinggi terhadap berbagai situasi darurat di air, mulai dari tenggelam hingga bencana banjir. Provinsi DKI Jakarta memiliki luas daratan 661,52 km2 dan lautan seluas 6.977,5 km2, dialiri 13 sungai, 2 kanal, dan 2 flood way yang bermuara ke utara Pulau Jawa. Secara geografis, Jakarta merupakan dataran rendah yang berada pada muara sungai yang umumnya berada di bawah permukaan air laut yang rentan terhadap banjir rob, serta banjir kiriman dari hulu ke hilir. Selain itu, terdapat juga cekungan di beberapa wilayah. Hal ini membuat Jakarta cukup rentan terhadap banjir apabila disertai dengan curah hujan tinggi.
Untuk menghadapi kondisi tersebut, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta menempatkan penyelamatan di air sebagai salah satu prioritas dalam layanan penyelamatan. Melalui pelatihan rutin dan kesiapan peralatan, para petugas dibekali teknik khusus untuk menghadapi situasi darurat di air. Teknik-teknik ini dirancang tidak hanya untuk menyelamatkan korban, tetapi juga memastikan keselamatan petugas penyelamat.
Dalam situasi darurat, teknik Reach, Throw, Row, Go menjadi prosedur standar yang diterapkan oleh petugas. Reach (raih) merupakan upaya penyelamatan dilakukan dengan menjangkau korban menggunakan alat bantu, seperti tongkat atau tali, tanpa harus masuk ke air. Teknik throw (lempar) teknik yang digunakan ketika korban berada di luar jangkauan, pelampung atau alat bantu apung lain dilemparkan untuk membantu korban tetap mengapung hingga dapat ditarik ke tempat aman. Row (dayung) menggunakan perahu karet atau perahu penyelamat untuk menjangkau korban, terutama di lokasi yang sulit diakses. Kemudian, teknik go (renang) yang dilakukan apabila semua opsi sebelumnya tidak memungkinkan, sehingga petugas yang terlatih akan berenang mendekati korban dengan tetap memperhatikan keselamatan diri.
Operasi penyelamatan di air memerlukan peralatan khusus yang mendukung kelancaran proses evakuasi. Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta telah melengkapi para personel dengan alat-alat seperti Lifebuoy atau ban pelampung yang digunakan untuk menjaga korban tetap mengapung sambil menunggu evakuasi. Rescue Board atau papan penyelamatan yang digunakan untuk membawa korban dari perairan ke daratan. Throw Bag atau kantong berisi tali apung yang dilempar ke arah korban untuk memberikan pegangan. Kemudian, Rescue Tube atau tabung pelampung fleksibel untuk mempermudah petugas menarik korban ke tempat aman.
Untuk memastikan kesiapan, para petugas menjalani pelatihan berkala yang mencakup simulasi kondisi darurat, seperti arus deras, visibilitas rendah, hingga penyelamatan di area banjir. Pelatihan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga membangun kerja sama tim yang solid. Selain kesiapan petugas, Dinas Gulkarmat DKI Jakarta juga mengimbau masyarakat untuk memahami pentingnya keselamatan di perairan. Beberapa langkah preventif sederhana, seperti memakai jaket pelampung saat berada di kapal atau menghindari berenang di area yang berbahaya, dapat mencegah insiden yang tidak diinginkan.
Sebagai bagian dari komitmen memberikan rasa aman kepada warga Jakarta, Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta juga terus mengedukasi masyarakat melalui program sosialisasi dan simulasi penyelamatan. Kami percaya, dengan kolaborasi antara petugas penyelamat dan masyarakat, risiko kecelakaan di air dapat diminimalkan. Kami hadir untuk melindungi Anda, bersama-sama kita ciptakan Jakarta yang lebih aman. (ZA)