Upaya Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Hadapi Kebakaran di Musim Kemarau

Puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024

Puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024


Jakarta, 1 September 2024—Musim kemarau yang berlangsung mulai bulan Juni 2024 menjadi periode dengan risiko kebakaran yang tinggi di wilayah Jakarta. Berdasarkan pemantauan yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024. Kondisi cuaca kemarau yang kering, tentu menciptakan lingkungan yang rentan terhadap ancaman kebakaran, khususnya di area perumahan padat penduduk dan lahan terbuka yang memiliki vegetasi kering yang berpotensi terhadap bahaya kebakaran.

Berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Provinsi DKI Jakarta, selama tiga bulan terakhir atau pada periode Juni hingga Agustus 2024, tercatat 514 kejadian kebakaran telah terjadi di Kota Jakarta. Data tersebut menunjukkan bahwa kebakaran di Kota Jakarta diduga dipicu oleh beberapa faktor, sebagai berikut.

  1. Korsleting Instalasi Listrik (272 kejadian) 

Penggunaan alat elektronik yang meningkat di musim panas, ditambah dengan kondisi instalasi listrik yang tidak memadai, menjadi penyebab terbesar terjadinya kebakaran. Korsleting listrik umumnya terjadi di permukiman padat yang menggunakan peralatan listrik lama atau berkualitas rendah.

  1. Penggunaan Kompor Gas (69 kejadian)

Menggunakan kompor gas saat sedang memasak, seringkali kelalaian dengan meninggalkan kompor gas tanpa pengawasan. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab kebakaran di musim kemarau ini. Lingkungan kering mempercepat penyebaran api dari dapur ke area rumah lainnya.

  1. Membakar Sampah (67 kejadian)

Musim kemarau sering memicu warga untuk membakar sampah di area terbuka, terutama di lahan kosong. Praktik ini sangat berisiko karena api mudah menyebar dan sulit dikendalikan jika disertai angin kencang.

  1. Puntung Rokok (25 kejadian)

Kebiasaan membuang puntung rokok sembarangan, terutama di area terbuka atau lahan kering, berpotensi besar memicu terjadianya kebakaran.

  1. Penggunaan Lilin (2 kejadian)

Meskipun penggunaan lilin sudah tidak banyak digunakan, tetapi lilin masih berisiko menyebabkan kebakaran, khususnya pada saat terjadinya pemadaman listrik.

  1. Lainnya (79 kejadian)

 

Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam menghadapi potensi kebakaran selama musim kemarau. Pada saat musim kemarau suhu panas meningkat dan memicu terjadinya kebakaran yang hebat. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kebakaran, yakni (1) memeriksa dan memperbaiki instalasi listrik, serta pastikan instalasi listrik dalam kondisi yang baik; (2) masyarakat diimbau untuk tidak membakar sampah saat musim kemarau karena hal ini sangat berisiko tinggi terhadap bahaya kebakaran; (3) memastikan tidak meninggalkan api saat kondisi menyala dan tanpa pengawasan, baik penggunaan kompor gas, lilin, maupun api unggun; (4) tidak membuang puntung sembarangan dan pastikan puntung rokok benar-benar mati sebelum dibuang; serta (5) pastikan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) selalu tersedia sebagai tindakan penanganan awal jika terjadi kebakaran.

Dalam menghadapi peningkatan risiko kebakaran, khususnya di musim kemarau, Dinas Gulkarmat Provinsi DKI Jakarta menggalakkan beberapa program kegiatan, seperti sosialisasi dan woro-woro cegah kebakaran, serta simulasi evakuasi kebakaran. Program kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan informasi, serta mengimbau masyarakat mengenai tindakan preventif yang dapat dilakukan demi mengurangi potensi kebakaran. Kegiatan ini dilakukan secara intensif di berbagai wilayah di Jakarta, khususnya di daerah yang memiliki risiko kebakaran tinggi dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Sebanyak 3.234 kegiatan selama bulan Juli hingga Agustus 2024 telah giat dilakansakan.

Dengan kondisi cuaca di musim kemarau yang kering, risiko kebakaran akan terus meningkat. Untuk itu, peran aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran sangatlah penting. Bersama, kita dapat mengurangi risiko kebakaran dan menjaga keamanan wilayah Kota Jakarta. Jika terjadi kebakaran atau situasi darurat, segera hubungi layanan Jakarta Siaga 112, mendatangi pos pemadam kebakaran terdekat, atau melalui Aplikasi JAKI. Layanan Pemadam Jakarta gratis dan kami siap melayani 24 jam untuk Anda. (ZA)